Jakarta – Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bekerjasama dengan Kementrian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA) menyelenggarakan Pelatihan Pemuda Peduli Rawan Sosial Tingkat Nasional dengan tagline “pemuda cerdas, pemuda tanggap” yang di hadiri oleh 75 pemuda di seluruh Indonesia, diantaranya dari Sulawesi, Sumatra, Lampung, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Timur, Malang, Surabaya, Yogyakarta, Banten, Jakarta dan lain-lain.
Acara pelatihan pemuda peduli rawan sosial ini diadakan di syahida inn pada tanggal 13 sampai 16 desember 2018. Narasumber yang mengisi materi merupakan orang-orang yang kompeten dibidangnya, yaitu Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Asrorun Niam, MA selaku Deputi Pemuda Kementrian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA), Direktur Badan Nasional Penanggulangan Terorime (BNPT) yaitu Brigjen. Pol. Ir. Hamli, M.E, Drs. Yuki Ruchimat, M.Si dari Badan Narkotika Nasional (BNN), Dr. Muhammad Maksum selaku Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Nurli Faiz, SKM dari Kementrian Kesehatan (KEMENKES), Riri Khariroh,M.A selaku komisioner di Komnas Perempuan, Dr. Asep Saepudin Jahar selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta, Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si selaku dosen Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Robi Sugara, M.Sc Selaku Direktur Utama Indonesia Muslim Crisis Center (IMCC).
Tujuan diselenggarakannya pelatihan ini adalah Memberikan pemahaman tentang rawan sosial yang berkaitan dengan radikalisme dan bahaya narkoba, Melakukan sosialisasi bagaimana peran pemuda untuk bisa merespon masalah rawan sosial ini sehingga mereka bisa menjadi agen dalam perubahan, Menyiapkan pemuda mampu dalam mengidentifikasi, memahami dan memposisikan dirinya dalam merespon radikalisme dan narkoba, Menyiapkan pemuda mampu dan terampil dalam menangani masalah rawan sosial di masyarakat secara umum dan Mencetak pemuda yang memiliki sense of belonging terhadap bahaya rawan sosial.
Outputnya diharapkan para pelatihan pemuda dapat mengidentfikasikan sebab, masalah dan akibat dari rawan social. Dan mampu menjadi agen of change dan memberikan kontribusi yang kongkrit terhadap pencegahan rawan sosial.
“Kasus perkembangan teknologi dan informasi dalam kehidupan masa digital ini merupakan produk budaya yang seharusnya sebagai perantara berkembangnya peradaban dan kebudayaan. Tapi realitanya berbalik” bapak asrorun niam, MA pemateri dari deputi pemuda kementrian pemuda dan olahraga (kemenpora) menjelaskan tentang kasus perkembangan teknologi dan informasi yang menjadi faktor utama terjadinya rawan sosial.
“Dari peta masalah sosial, seorang pemuda bisa menjadi penyebab masalah atau problem solver” ujar bapak asrorun niam. Dan pemuda bisa menjadi faktor masalah kerawanan sosial.
Dari acara pelatihan ini seluruh peserta membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL) yaitu mengidentifikasikan permasalahan, penyebab, dampak dan solusi di daerah masing-masing peserta, serta membuat program kerjasama untuk menyelesaikan masalah di daerahnya masing-masing.
(Muallif Wijdan Kayis)
(Muallif Wijdan Kayis)
Comment here