SajakManisSantri – Sedari siang hingga sore udara di Kota Kediri sangat panas. Biasanya kalau siang sampai sore udara panas dan bikin gerah, malamnya akan turun hujan. Di depan kamar terlihat Naqiibah, Bella, Nabila dan Nisa kipas-kipas karena gerah sekali. Lain dengan Jenny kalau sudah tidur tidak ada yang bisa mengganggunya walau gempa bumi sekalipun. Itu orang emang Ummi Naum.
“Putri kemana ya?”
Mendengar Naqiibah tanya Putri, wajah Nabila langsung berubah semakin malas.
“Kemana ya Bil?” tanya Bella pada Nabila.
“Gak tau lah.” –
Semenjak tragedi labrakan di jemuran karena salah paham tentang Kang Burhan, pertemanan Nabila dan Putri agak renggang.
“Hmmm, kalian belum baikan?”
“Gimana bisa baikan, setiap ketemu sama Putri dia menghindar terus. Ya aku tau karakternya kayak gimana. Jadi aku biarkan Putri nenangin diri dulu. Lagi pula kalau Putri beneran suka sama Kang Burhan, aku ikhlas Kang Burhan sama Putri, daripada merusak pertemanan” Jelas Nabila panjang karena tidak mau pertemanan yang sudah dibangun lama di pesantren rusak karena rebutan Kang Burhan.
“Kamu bener Bil. Harusnya kita lebih mengutamakan kekeluargaan yang sudah kita bangun selama di pondok. Jangan sampai gegara rebutan jodoh semua berantakan.” Tambah Naqiibah sambil terus kipas-kipas.
Di tengah-tengah perbincangan, terdengar suara adzan, semua bertanya-tanya itu adzan apa. Jenny yang tidur mendadak bangun dan minum karena merasa sudah waktunya buka puasa.
“Alhamdulillah…” lega Jenny karena sangat haus bangun dari tidur dan pas waktu buka.
Mendengar suara di dalam kamar, Naqiibah, Nisa, Bella dan Nabila menengok ke dalam.
“Loh kamu gak puasa Jen?”
“Kan sudah waktunya berbuka…” Jawab Jenny sambil melek merem.
“Astagfirullah… itu kang santri salah adzan. Bukan adzan maghrib. ” Ucap Bella sambil tepok jidat. Jenny hanya bisa meringis dengan wajah tanpa dosa karena sudah terlanjur minum.
Bersambung
#SajakManisSantri
#IndonesiaLebihNyantri
#MengAISberkahRamadhan
Comment here