SajakManisSantri – ditempat lain, Shofa langsung lari menuju masjid karena mendengar suara adzan yang belum waktunya itu. Baru pukul 4.15 PM tidak mungkin adzan ashar karena sudah selesai dan tidak mungkin juga adzan maghrib.
“Astagfirullah Mar… iki durung waktune adzan magrib. Kowe nyapo adzan?” tegur Shofa sembari mematikan mic yang dipegang Amar.
“Delok’en tala jam piro iku?” sambil nunjuk ke arah jam Masjid.
Karena kaget akan kedatangan Shofa, Amar gelagapan kemudian melihat jam yang menunjukkan waktu 4.15 PM yang ternyata masih sore belum waktunya adzan maghrib.
“Untung Romo Yai Mubarok tindak.”
“Ya Allah, sepurane aku tadi bangun tidur lihat jam di kamar itu sudah jam 6. Aku kelingan jadwal adzan maghrib sekarang giliranku. Jadi ya gupuh aku mau langsung mlayu nang masjid terus adzan.” Jelas Amar sambil cengar cengir.
Karena malu dan gak enak sama Shofa, Amar langsung melipir pergi karena takut di demo seisi pondok karena sudah membuat fake adzan maghrib.
Begitulah santri, kalau sudah mendapatkan amanah apapun pasti akan dipegang dengan sungguh. Meski Amar melakukan kesalahan karena salah waktu adzan maghrib, tetapi ia menunjukkan betapa bertanggung jawabnya seorang santri sampai yang ada dipikirannya hanya menyelesaikan amanah dengan baik.
Di tempat lain terlihat Amin dan Fatimah berbicara serius berdua di ruang tamu dekat kantor pengurus. Wajah Amin yang biasanya sangat lucu dan sumringah saat bertemu Fatim calon istrinya, kini berubah murung. Pembatalan pernikahan Fatimah dan Amin memang sangat misterius. Tak satu pun dari geng PPT tau apa yang sebenarnya terjadi selain Amin, Fatimah dan Tuhan yang tau.
“Mas Amin, maafin Fatimah ya…”
Mendengar permintamaafan Fatimah, Amin terdiam tidak menjawab apa-apa.
“Mas, Fatimah juga tidak ingin begini. Fatimah juga ingin yang terbaik buat kita berdua di masa depan. Tapi bagaimana lagi Mas, Fatimah gak bisa berbuat apa-apa.” Tambah Fatimah menitihkan air mata.
Ujian menuju Tsah pasti akan selalu ada, ujungnya kebahagiaan atau kepedihan semua menjadi sangat misteri sebelum saksi akad nikah berkata “Tsah”.
Bersambung
#SajakManisSantri
#IndonesiaLebihNyantri
#MengAISberkahRamadhan
Comment here