Lompat ke konten

Waspada? Kenali Organisasi-organisasi Ekstra Kampus Islam

www.aisnusantara.com – Soekarno pernah berkata: “Beri aku 1000 orang dewasa maka akan aku angkat Gunung Mahameru. Cukup beri aku 10 pemuda, maka akan aku goncang dunia.” Kata-kata Bung Karno ini menunjukkan betapa sangat pentingnya peran pemuda bagi keberlangsungan suatu bangsa. Pemuda sebagai penerus estafet pembangunan bangsa.

Pada saat inilah, Pemuda dan juga Remaja sedang dalam pencarian jati dirinya. Erikson (1964) mengatakan identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya dalam masyarakat. Apakah ia seorang anak atau seorang dewasa ? Apakah nantinya ia dapat menjadi seorang suami atau ayah ? … Apakah ia mampu percaya diri sekalipun latar belakang ras atau agama atau nasionalnya membuat beberapa orang merendahkannya ? secara keseluruhan, apakah ia akan berhasil atau akan gagal ? (Hurlock, 2000: 208).

Salah satu cara bagi pemuda mencari jati diri adalah dengan mengikuti organisasi. Menurut James Marcia dan Watterman (dalam Yusuf, 2000), identitas diri merujuk kepada “pengorganisasian atau pengaturan dorongan-dorongan, kemampuan-kemampuan dan keyakinan-keyakinan ke dalam citra diri secara konsisten yang meliputi kemampuan memilih dan mengambil keputusan baik menyangkut pekerjaan, orientasi seksual dan filsafat hidup.”
Di antara organisasi ini ada pula yang dinamakan organisasi ekstra kampus atau bisa disebut gerakan mahasiswa. Gerakan Mahasiswa adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya. Gerakan mahasiswa sangat kental dengan perpolitikan kampus dan bangsa bernegara. Namun kata politik di sini lebih dimaknai politik dalam arti luas, bukan sekedar politik sempit. Organisasi mahasiswa atau organisasi ekstra kampus atau gerakan mahasiswa di Indonesia sangatlah banyak, termasuk yang telah mati. Kematiannya salah satunya disebabkan karena organisasi yang menjadi patronnya telah mati, misalnya CGMI (Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia) yang ikut bubar setelah PKI yang menjadi patronnya bubar. 

1. KAMMI dan FSLDK
KAMMI akronim dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia. Sedangkan FSLDK adalah singkatan dari Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus. FSLDK terdiri dari Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang berdiri di setiap kampus. Penggeraknya menyebut dirinya sebagai ADK (Aktivis Dakwah Kampus). Deklarasikan KAMMI yaitu tepatnya pada Ahad tanggal 29 Maret 1998 pukul 13.00 WIB atau bertepatan dengan tanggal 1 Dzulhijah 1418 H yang dituangkan dalam naskah Deklarasi Malang. KAMMI mendirikan Partai Keadilan, sekarang menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sampai saat ini, sudah dianggap benar, jika KAMMI pasti akan menyalurkan aspirasi politiknya melalui PKS. PKS, KAMMI dan FSLDK dalam dakwah dan tarbiyahnya menggali ajaran-ajaran Syekh Hasan Al Banna. Hal itu bisa dilihat dengan penggunaan ajaran, pemikiran dan foto Hasan Al Banna diberbagai kesempatan. Hasan Al Banna adalah seorang tokoh dari Mesir yang merupakan pendiri Ikhwanul Muslimin. Selain Hasan Al Banna, KAMMI juga menggali pemikiran Syekh Sayyid Qutb dan Syekh Ibnu Qoyim Al Jauziyyah.

2. IMM
Resistensi terhadap ide kelahiran IMM pada awalnya juga disebabkan adanya hubungan dekat yang tidak kentara antara Muhammadiyah dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Hubungan dekat itu dapat ditihat ketika Lafran Pane mau menjajagi pendirian HMI. Dia bertukar pikiran dengan Prof. Abdul Kahar Mudzakir (tokob Muhammadiyah), dan beliau setuju. Pendiri HMI yang lain ialah Maisarah Hilal (cucu KHA. Dahlan) yang juga seorang aktifis di Nasyi’atul Aisyiyah. Tahun 1963 dilakukan penjajagan untuk mendirikan wadah mahasiswa Muhammadiyah secara resmi oleh Lembaga Dakwah Muhammadiyah dengan disponsori oleh Djasman al-Kindi yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah. Dengan demikian, Lembaga Dakwah Muhammadiyah (yang banyak dimotori oleh para mahasiswa Yogyakarta) inilah yang menjadi embrio lahirnya IMM dengan terbentuknya IMM Lokal Yogyakarta. (http://www.muhammadiyah.or.id/content-87-det-imm.html)

3. HMI
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah organisasi mahasiswa yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H bertepatan dengan tanggal 5 Februari 1947, atas prakarsa Lafran Pane beserta 14 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Islam (sekarang Universitas Islam Indonesia (UII), UGM dan STT. Pada awal pendiriannya, HMI merupakan underbow Masyumi, sampai Masyumi dibubarkan pemerintah. Setelah dibubarkan, HMI menjadi independen. Meski HMI merupakan penyumbang tenaga dan pikiran paling besar dalam perkembangan pemerintahan Indonesia, bukan berarti ia memiliki langkah yang mudah. pada tahun 1986 HMI terpecah menjadi dua sebagai akibat pemaksaan azas tunggal Pancasila bagi setiap organisasi yang ada di Indonesia. ada pihak yang sepakat untuk ikut pemerintah dengan mengganti azasnya menjadi Pancasila dan dikenal sebagai HMI DIPO. Namun, ada pula yang tetap sepakat dengan azas Islam meski harus sembunyi-sembunyi dalam pergerakannya, yang dikenal sebagai HMI MPO (Majelis Penyelamat Organisasi). Namun, pada tahun 2000, beberapa tahun setelah pemerintah mencabut peraturan azas tunggal pancasila, kedua aliran dalam HMI ini kembali berkonsolidasi, meskipun, tidak bersatu kembali.

4. Gema Pembebasan
Gema Pembebasan resmi dibentuk pada tanggal 28 Februari 2004 bertempat di Auditorium Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia. Saat itu juga diresmikannya Website Gema Pembebasan dengan alamat http://www.gemapembebasan.or.id yang menjadi salah satu sarana publikasi opini dan ide-ide Gema Pembebasan. Setelah terbentuk, organisasi ini terus menyebar di Indonesia mulai tingkat pusat hingga perguruan tinggi dengan membentuk struktur baku Pengurus Pusat (PP), Pengurus Wilayah (PW), Pengurus Daerah (PD) dan Pengurus Komisariat (PK). GP atau Gema Pembebasan atau Gerakan Mahasiswa Pembebasan ini merupakan underbow dari HT Indonesia atau Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI.

5. PMII
PMII merupakan wadah bagi mahasiswa-mahasiswa NU. Sejak lama, sejak adanua Partai NU, PMII merupakan underbow dari Partai NU. Dan, pola pengkaderan, materi ke-PMII-an semua tentang dan merupakan pendidikan ke-NU-an serta alumni PMII banyak yang terjun di NU “ngurip-uripi NU”. Embrio organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berakar dari kongres ke-3 IPNU pada 27-31 Desember 1958 dengan pembentukan Departemen Perguruan Tinggi IPNU, mengingat banyak mahasiswa yang menjadi anggotanya. Pemikiran ini sebenarnya sudah terlontar pada Kongres ke-2 di Pekalongan, tetapi kondisi IPNU sendiri yang masih perlu pembenahan menyebabkan ide ini belum ditanggapi secara serius.  Selanjutnya dalam konferensi besar IPNU 14-16 Maret 1960 di Kaliurang, Yogyakarta, diputuskan terbentuknya suatu wadah mahasiswa NU yang terpisah secara struktural dari IPNU-IPPNU. Dan PMII sebagai bagian dari komponen bangsa mau tidak mau harus berperan aktif dalam konstelasi politik seperti itu. Selanjutnya, dilakukan musyawarah di Surabaya 14-16 April 1960 yang memutuskan pemberian nama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan penyusunan Peraturan Dasar PMII, yang dinyatakan mulai berlaku pada 17 April. Tanggal inilah yang digunakan sebagai peringatan hari lahir PMII. (http://www.nu.or.id/post/read/67358/sejarah-lahirnya-pmii)

6. Lain-lain
Masih ada beberapa organisasi ekstra kampus yang berhaluan Islam. Di NU, juga ada KMNU (Keluarga Mahasiswa NU). Beda dengan PMII, namun tetap satu dan sama. Hanya saja ada titik penekanan yang berbeda, jika PMII lebih ke dunia pemikiran dan pergerakan maka KMNU lebih kepada merawat amaliyah dan tradisi NU. Begitu juga dengan MATAN (Mahasiswa Ahli Thariqoh Al Mu’tabaroh An Nahdhiyah) merupakan mahasiswa-mahasiswa dibawah JATMAN NU. Ada pula Al Khidmah Kampus yang merupakan komunitas Dzikir dan Sholawat dari Al Khidmah. Demikan pula ada PKPT (Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi) IPNU-IPPNU. Majelis Tafsir Al Qur’an atau MTA punya IMAMTA sebagai organisasi mahasiswanya.
Referensi
Hurlock, Elizabeth, B. 2000.Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. 
Yusuf, Syamsu. 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Penulis Minardi, S.IP, Ketua LTN PCNU Klaten, Mahasiswa Pascasarjana Ketahanan Nasional UGM, AIS NUsantara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *