SajakManisSantri – Pagi ini pengajian yang diisi Nyai Fatma bertemakan tentang Jomblo dan Jodoh, sontak santri putra dan putri As-Sakinah yang hanya dibatasi satir di aula pesantren menjadi sangat riuh ulala uwuwuwuwu~
“Anak-anakku, menyatukan cinta yang Tsah hanyalah dengan menikah, temukan cintamu di jalan yang baik dan diberkahi. Dan sejatinya hanya ada dua kata dalam hubungan cinta: Halalkan atau ikhlaskan.”
“Mbak-mbak santri kalau ada kang santri yang minta, itu ditegasi. Kalau iya lanjut, kalau tidak ndak boleh PHP. Sama juga kang-kang santri, kalau hati dan pikirannya sudah yakin ke satu perempuan, ya diperjuangkan, jangan diem-diem bae. Kalau sudah diserobot sama temannya baru nyesel.”
Setelah mendengar ceramah dari Nyai Fatma, Fatimah menitihkan air mata. DIa merasa apa yang dilakukannya pada Amin itu juga sangat jahat. Tapi mau bagaimana lagi, Fatimah sebenarnya tidak begitu mencintai Amin, sampai saat ini Fatimah masih ragu apakah ia akan benar-benar menikah dengan Amin atau tidak.
Fatimah menyadari bahwa semua ini adalah kesalahannya, yang dulu memulai hubungan dengan Amin karena pelarian setelah putus dengan Nasrullah. Selama ini tidak ada yang tau bahwa Fatimah adalah mantan Nasrullah. Sebab kisah cinta keduanya sangat tertutup, hanya tembok-tembok pesantren menjadi saksi bisu cinta dan kandasnya kisah mereka. Nasrullah pun sudah sangat biasa dengan Fatimah. Nasrullah tidak ingin terjebak dengan cinta semu di pesantren, ia ingin fokus mondok. Sehingga ia memutuskan Fatimah yang saat itu masih sayang-sayangnya.
Amin sudah berhasil mengambil hati keluarga Fatimah. Amin memang santri baik, santun, humoris dan pandai memikat hati calon mertua. Tidak heran jika ibu Fatimah sangat suka dengan Amin. Bahkan sangat mendukung dan merestui pernikahan mereka.
Amin ingin terus memperjuangkan Fatimah untuk menuju Tsah. Tapi jika Fatimah sudah final tidak mau lagi meneruskan pernikahan yang sudah dirancang terselenggara beberapa bulan lagi, Amin tidak ingin memaksa. Karena pernikahan tidak bisa dilandasi dari rasa terpaksa, tetapi harus dengan rasa ikhlas saling mencinta.
Bersambung
#SajakManisSantri
#IndonesiaLebihNyantri
#MengAISberkahRamadhan