Lompat ke konten

Dunia Santri, Santri Mendunia

Sudah berapa kali pagi dan secangkir kopi. Segera bangkit lagi, ini tahun akan berganti. “Hai kaum santri tak terkecuali, peranmu di nanti sekali. Bangun dari ekspektasi, sebab secangkir syair telah meneguk kita dalam titik nadir.

Dengan mensinergikan spirit “DNA Santri, Bangkit Kembali” keseluruh para santri yang datang dari sudut-sudut Kota dan Desa di Nusantara ini, melalui perhelatan Kopdarnas Ke-6 yang diadakan selama dua hari (02-04 Desember) Tahun 2022, di Halaman Ma’had Aly, Pesantren Maslakul Huda, Pati, Jawa Tengah.

Maka acara ini telah menjadi “Vitamin” atau penangkal antibodi bagi generasi muda yang notabene-nya merupakan orang-orang pesantren agar tidak terpapar paham terorisme dan radikalisme.

Pesatnya perkembangan teknologi membuat pesantren-pesantren tidak bisa lagi membendung arus deras masuknya teknologi di dunia Santri.

Generasi muda milenial atau santri masa kini pada dewasa ini selalu saja berlindung dibalik kata “Healing”, ngapunten, punten pisan sedulurku gais/gaisah bukan bermaksud meremehkan frasa Healing-nya. Tetapi katakanlah saat kita ada di situasi “Kamu hilang, Aku Healing”.

Yang dibutuhkan adalah cara mengelola keterpurukan dari kondisi batin yang tidak karuan tersebut. Karena pada akhirnya yang tenang, akan menjadi senang. Ketika itu terjadi, tiba-tiba kita membutuhkan sekali travelling atau eating. Sebagai bagian dari healing atau sebuah proses penyembuhan diri. Termasuk saat kita terpapar polusi dari ragam sajian informasi yang diserap melalui medsos.

Kehadiran AISNU di ruang-ruang digital tidak hanya akan melahirkan talenta-talenta digital saja. Tetapi juga membangun ekosistem digital yang sehat wal afiat bagi masyarakat yang menggunakan medsos sebagai sarana berinteraksi.

Pada proses ini saya melihat bahwa perhelatan acara Kopdarnas Ke-6 dengan rangkaian acara tersebut merupakan sebagai peristiwa “peng-instal-an” diri setiap pengguna aktif medsos, wa bil khusus gais/gaisah AIS Nusantara.

Terserah bagaimana nanti format kedepannya dari para pegiat AIS NUSANTARA untuk meneruskan rencana misalnya, barangkali akan ada perhelatan Kopdarnas yang Ke-100. Dalam hemat saya Arus Informasi Santri (AIS) Nusantara tidak semata-mata wadah perkumpulan kaum santri, namun inilah wujud nyata pergerakan Kaum Santri yang berbasiskan digital, demi menguatkan ‘sinyal intelektual’ santri di ruang-ruang digital, artinya Komunitas AISNU (Arus Informasi Santri) Nusantara mendayagunakan teknologi tidak lagi sebagai sarana menyebarkan arus informasi ke seluruh jaringan AIS di setiap wilayah yang terdapat di Indonesia. Tetapi sudah menjadi bagian Dunia-nya Santri zaman kini.

Besar harapan saya sebagai bagian dari gais AIS Nusantara, bahwa gerakan ini merupakan energi masa depan yang tidak terbatas di kalangan santri, santriwati, gus, ning, pak kiai, atau bu nyai saja. Kalau perlu mendunia.

Semisal, AIS Belanda, AIS Argentina, AIS Jepang. Sebagaimana negara-negara yang ikut serta dalam ajang Piala Dunia Tahun 2022 di Qatar.

Jika meminjam ‘jargon’ yang tercantum di Instagram @aisnusantara “Perluasan Dakwah Digital Kepesantrenan dengan Prinsip Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah an-Nahdliyah”, ini akan menjadi hybrid bagi seluruh santri di Indonesia juga di belahan dunia.

(03/12), (Abdul Majid, AISNU BANTEN).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *