Moment Kopdarnas adalah salah satu event tahunan AISNU yang sangat ditunggu oleh para gAISin, termasuk saya pribadi. Karena di moment itu para anggota bisa saling melepas rindu dan bersilaturasa secara langsung.
Selain itu merupakan kesempatan para member baru untuk bertemu dan berkenalan langsung dengan pengurus juga anggota yang lain. AISNU sudah masuk di usia yang ke-6 sejak terbentuk di tahun 2016 lalu. Dan alhamdulillah sudah enam kali, AISNU menyelenggarakan Kopdarnas yang dilaksanakan di beberapa tempat yang berbeda.
Perjalanan Kopdarnas AISNU
Kopdarnas perdana dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Santri Nusantara (HSN) pertama pada tahun 2016, tepatnya di sebuah warung kopi yang lokasinya tidak jauh dari stadion bola Maguwoharjo Yogyakarta.
Pada saat itu member AISNU yang hadir sekitar kurang lebih 40-50 orang, karena saat itu anggota AISNU belum sebanyak sekarang dan baru terbentuk 3 regional (yang sekarang disebut wilayah) yaitu AISNU Jabodetabek (dulu gabungan dari Jakarta, Banten dan Jawa Barat), AISNU Jogjakarta, dan AISNU Jawi Wetan. Pada momen tersebut terjadi pemilihan Koordinator Nasional dan struktur AISNU yang pertama.
Kopdarnas kedua bertempat di Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Gasek, Kota Malang, Jawa Timur pada bulan April 2017.
Selanjutnya, Kopdarnas ketiga berlangsung di Pondok Pesantren Baitul Arqom, Bandung Jawa Barat pada bulan Oktober 2017.
Kemudian Kopdarnas keempat berkesempatan digelar di Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, Purworejo Jawa Tengah pada bulan Juli 2018.
Sementara Kopdarnas kelima dilaksanakan secara daring karena wabah virus Covid-19. Momen kopdarnas yang satu ini semoga tidak terulang kembali.
Keseruan Kopdarnas Keenam AISNU
Dan pada kesempatan ini saya ingin menceritakan keseruan di moment Kopdarnas ke-enam yang baru kemarin dilaksanakan di Pondok Pasantren Maslakul Huda Kajen, Pati, Jawa Tengah.
Perjalanan Menuju Kopdarnas dari Lampung
Setelah tanggal pelaksanaan dan lokasi Kopdarnas keenam ini diputuskan, saya langsung menghubungi Mas Candra, selaku Korwil AISNU Lampung untuk membicarakan persiapan keberangkatan dan siapa saja delegasi AISNU Lampung yang akan hadir.
Setelah diskusi di grup, ternyata hanya ada tiga nama yang siap berangkat ke Kajen, antara lain Mas Candra, Ferdi dan saya sendiri. Karena rute perjalanan kami lumayan jauh, maka kami memilih armada bus sebagai alat transportasi menuju Kajen.
Tiket bus sudah kami pesan dengan jadwal keberangkatan pada tanggal 1 Desember 2022. Sayangnya, saat H-1 keberangkatan, datang kabar duka dari Korwil AISNU Lampung, bahwa adik sepupunya yang bertugas di Papua gugur saat bertugas. Dia menghubungi saya bahwa dia belum bisa berangkat ke Kajen karena musibah tersebut, dan minta dicarikan pengganti.
Pada Jumat pagi, 2 Desember 2022 sekitar pukul 09.30 WIB kami tiba di terminal Sukun, Semarang. Kami beristirahat di masjid sampai sore hari untuk menunggu rombongan dari Jogja. Kemudian melanjutkan perjalanan bersama mereka menuju Kajen.
Akhirnya pada pukul 22.00 WIB, kami tiba di lokasi Kopdarna keenam yang langsung disambut hangat oleh panitia dan Kornas AISNU. Sebagian dari kami langsung menuju ruangan yang telah disediakan untuk beritirahat, karena perjalanan lumayan melelahkan.
Agenda Kopdarnas Keenam
Sabtu pagi, Grand Opening Kopdarnas pun digelar dan berlangsung dengan khidmat. Lalu sesi dilanjutkan dengan AISNU Talk dan penampilan MBM di sore hari. Malam hari diisi Lailatul Kopdar yang diisi dengan AISNU bershalawat dan AISNU Talk bersama bintang tamu Gus Ahmad Kafa dengan istri beliau Ning Sheila Hasina. Acara malam itu seru dan pecah abis.
Sandal yang Tertukar
Ya, ada cerita lucu dibalik keseruan malam itu. Setelah sesi Lailatul kopdar selesai, kami para pengurus dan anggota berkumpul di panggung utama untuk saling kenal dan sharing. Sayangnya malam itu, saya telat datang karena saya asyik ngobrol dengan Gus Rozin dan Cak Mad.
Setibanya pada forum yang sudah berlangsung itu, saya hanya berkesempatan sedikit waktu untuk menyampaikan pesan kepada teman-teman. Lalu acara sharing sesama anggota pun ditutup karena sudah larut malam. Tapi saya tidak beranjak pergi, karena lanjut ngobrol dengan beberapa gAISin yang masih ada di panggung.
Setelah beberapa saat, ada yang chat di grup dan mengirimkan sebuah foto dengan keterangan “Tolong kirim nomor rekening yang merasa pemilik sandal ini. Mohon maaf tadi buru-buru jadi sandal yang sebelah salah bawa” saya pun kaget dan tertawa karena ternyata sandal tersebut milik saya.
Saya pun menyampaikan, sandal itu tak perlu diganti uang tapi cukup dikembalikan, karena sandal itu sudah banyak kenangan dan selalu menemani saya ketika sowan-sowan. Bahkan sowan Ketum PBNU pun saya memakai sandal itu.
Ahmad Qomaruddin, Founder AISNU